Sebelum
berbicara tentang beberapa pendekatan dalam pengembangan sistem
informasi, berikut ini akan disampaikan terlebih dahulu tentang sejarah
perkembangan dan pengembangan sistem informasi.
1950-an: fokus pada efisiensi proses yang ada dengan melakukan otomatisasi.
1960-an: penemuan komputer generasi ke-3(3GL) yang lebih cepat dan reliabilitasnya lebih baik.
1970-an: pengembangan sistem berkembang menjadi seperti disiplin teknik.
1980-an: berkembang komputer generasi ke 4(4GL), tersedia CASE tools, metode berorientasi objek.
1990-an: fokus pada integrasi sistem, platform client/server, internet.
Abad baru: Pengembangan aplikasi berbasis web, wireless PDA, aplikasi berbasis komponen
Pada bagian selanjutnya, akan diuraikan
tentang 3(tiga) pendekatan dalam pengembangan sistem informasi, yaitu
pengembangan berorientasi proses, pengembangan berorientasi data, dan
pengembangan berorientasi objek.
Pendekatan Berorientasi Proses
Pendekatan ini fokus pada aliran,
penggunaan, dan trasformasi data di dalam sistem informasi. Meliputi
penciptaan representasi grafik seperti diagram aliran data(data flow
diagram), bagan alir(flow chart), dan sebagainya. Pada pendekatan ini,
data dilacak mulai dari asal/sumbernya, dikelola dalam beberapa
proses/tahapan, sampai ke tujuan akhirnya. Kelemahan dari pendekatan ini
adalah struktur dasar/alami dari data tidak tergambarkan dengan baik
dan data terikat pada suatu aplikasi tertentu.
Pendekatan Berorientasi Data
Pendekatan ini menggambarkan struktur dasar dari data, lepas dari
dimana dan bagaimana data tersebut digunakan. Model data mendeskripsikan
jenis/macam data dan hubungan antar data (E-R Diagram). Aturan bisnis
menentukan bagaimana organisasi mengambil dan memproses data tersebut.
Pendekatan ini biasanya fokus untuk perancangan basis data. Pada
pendekatan ini, data didefinisikan lepas dari aplikasinya.
Pendekatan Berorientasi Objek
Pendekatan berorientasi objek
mendeskripsikan sistem sebagai kelas(sekumpulan) objek dan
keterhubungannya. Sebuah kelas objek merupakan abstraksi dari sehimpunan
objek dengan atribut dan layanan(operasi) yang sama. UML menjadi
standar untuk pemodelan berorientasi objek
Document Flow Diagram merupakan bagan yang menunjukkan aliran/arus dokumen dari
satu bagian ke bagian yang lain di dalam sistem secara logika. Dapat
menggambarkan tiap-tiap bagian organisasi yang terlibat dalam pengolahan
dokumen di dalam proses-proses yang dikerjakan system.
Simbol-Simbol Utama Document Flow Diagram:
Simbol titik terminal. Menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses.
Simbol dokumen. Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik, atau komputer.
Simbol proses manual. Menunjukkan pekerjaan manual.
Simbol keputusan/ decision. Menunjukkan kondisi tertentu yang akan
menghasilkan dua kemungkinan jawaban, yaitu “ya” atau “tidak”.
Simbol penghubung. Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau penghubung ke halaman lain.
Simbol simpanan offline. File non-komputer yang diarsip urut angka
(numerical), huruf(alphabetical), atau tanggal (chronological).
Berikut adalah simbol yang sering digunakan dalam Document Flow Diagram:
Aturan Penggambaran Document Flow Diagram
Terdapat beberapa aturan yang digunakan dalam Document Flow Diagram, yaitu:
Dimulai dan diakhiri dengan terminator “MULAI” dan “SELESAI”.
Sebuah proses memerlukan dokumen inputan dan menghasilkan dokumen keluaran.
Perpindahan lane/jalur ditandai dengan berpindahnya dokumen dari satu bagian ke bagian yang lain.
Dokumen yang dikirimkan atau diterima dari pihak lain diberi keterangan dengan annotation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar